BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemasaran
ada di mana-mana.Secara maupun informal, orang dan organisasi terlibat dalam
sejumlah besar aktivitas yang dapat kita sebut pemasaran.Pemasaran yang baik
telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis.Pemasaran
sangat mempengruhui kebutuha kita setiap hari dan setiap hal yang kita lakukan,
dari pakaian yang kita pakai, situs internet yang kita klik, sampaiiklan yang
kita lihat.
Sebagai
pemasar yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan
pelaksanaan yang cermat.Pemasaran adalah seni sekaligus ilmu. Ada ketegangan
yang terus menerus antara sisi
terformulasikan dan sisi kreatif.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dan ruang lingkup pemasaran?
2.
Apa
perkembangan dan sajarah pemikiran tentang pemasaran?
3.
Apa
fungsi universal dan tantangan pemasran?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran
2.
Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan dan pemikiran pemasaran
3.
Untuk
mengetahui apa fungsi dan tantangan pemasaran
BAB
II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran
adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan– tujuan
organisasi.Istilah pemasaran berasal dari bahasa inggeris Marketing yang
diartikan dengan istilah pemasaran dengan asal kata pasar (Market).
A.
Pengertian Pemasaran menurut para ahli :
1.
Philip Kotler(1997:8)
menyatakan bahwaPemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
2.
Charles F.
Philip, Ph.D & Delbert J. Duncan
dalam Buku “Marketing Principles and Methods”: Marketing oleh para pengusaha
diartikan sama dengan distribusi yang dimaksuskan segala kegiatan untuk
menyampaikan barang-barang ketangan konsumen rumah tangga dan ke konsumen
industry.
3.
Maynard
& amp Beckman dalam bukuPrincipes of marketing mendefinisikanMarketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa
dari sector produksi ke sector konsumsi.
4.
William J.
Stanton (1993:7) Pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
a.
Menghubungankan penjual dan pembeli
potensial.
b.
Menjual barang dan barang tersebut
tidak kembali ke orang yang menjualnya.
c.
Memberikan standar kehidupan.
d.
Sebuah disiplin bisnis strategis
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari
inisiator kepada stakeholder.
6.
Peter Drucker
(1954): Penjulaan bukan sekedar perluasan penjualan, pemasaran meliput
keseluruhan bisnis dan harus dilihat dari sudut pelanggan. Hanya pemasan dan
inovasilah yang bisa menghasilkan uang, kegiatan lainnya merupakan pos biaya
saja.
7. The American Marketing Asociation
(AMA) : Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan
harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide dan dapat memuaskan
pelanggan individu atau organisasi secara menguntungkan.
B.
Yang
Dipasarkan
Dalam pemasaran ada 10
tipe entitas yaitu barang, jasa, acara, pengalaman, orang, tempat, properti,
organisasi, informasi, dan ide.
Barang
Barang fisik memang
memiliki bagian terbesar dalam proses produksi maupun pemasaran. Perusahaan
bisa memasarkan mobil, lemari es, handphone, laptop, jam tangan, dan lain
sebagainya.Peluang pasar pada komoditas barang sangat besar. Semakin banyak
inovasi tentunya akan semakin menggairahkan pasar.
Jasa
Perkembangan jaman
memang melahirkan berbagai ide-ide bisnis tentang apa saja yang bisa
dipasarkan. Bisnis pelayanan jasa semakin menjamur dan memiliki prospek bisnis
yang sangat bagus.Dunia bisnis saling ketergantungan dengan berbagai pihak yang
lainnya.Untuk menjembatani peluang itu, muncullah industri jasa yang memberikan
pelayanan jasa. Contohnya saja, industri perbankan, transportasi meliputi
darat, laut, udara, asuransi, bahkan
laundry dan warung internet, dan lainnya.
Acara
Ide bisnis juga bisa
diperoleh dari mengadakan berbagai acara atau event.Memang bisnis di bidang ini
sangat tergantung dari regulasi waktu. Misalnya saja ada event olah raga piala
dunia 4 tahunan sekali, acara pentas seni saat berbagai seniman berkumpul
memamerkan karyanya setiap 6 bulanan, bahkan acara musik yang saat ini sedang
populer diadakan setiap hari.
Pengalaman
Saat ini, salah satu
aspek penting bagi marketer adalah bagaimana menciptakan suatu pengalaman yang
akan tertanam di dalam benak pelanggan. Contohnya, produk-produk Apple yang
menawarkan pengalaman bagi penggunanya tentang keindahan, kemudahan,
eksklusivitas, serta kecanggihan.Contoh lainnya, Walt Disney World’s Magic
Kingdom, ada kapal bajak laut, dunia peri, rumah hantu, dan wahana lainnya.
Orang
Sumber daya manusia
juga merupakan pasar yang besar.Melihat perkembangan penduduk secara statistik
maupun kompetensi (keahlian), maka manusia adalah potensi pasar yang
menjanjikan.Baik pemasaran orang dalam jumlah besar untuk menjadi tenaga kerja,
maupun pemasaran orang secara individual.Berkaitan dengan pemasaran orang
secara individual, yang disebut “personal branding”.Saat ini, sudah saatnya
Anda menjual diri Anda sendiri. Tom Peters, pencetus istilah ini menyampaikan
“the brand called YOU”. Sebenarnya, hal ini sudah diterapkan oleh orang-orang
yang sudah tak asing lagi bagi kita.Sebut saja, David Beckham, Oprah Winfrey,
bahkan di dalam negeri seperti Mario Teguh, Olga Syahputra, dan lainnya.
Tempat
Suatu tempat yang
memiliki daya tarik keindahan, unik, bernilai jual, pasti mendatangkan
keuntungan.Marketer harus melihat potensi ini, dengan mengelolah tempat itu
sebaik mungkin, membentuk manajemen yang solid, lalu memasarkannya secara
luas.Selain tempat wisata, juga ada potensi di perkotaan, seperti tempat
perkantoran, mall, food court, dan lainnya.
Properti
Peluang pasar di bidang
properti juga sangat besar.Properti itu adalah hak kepemilikan tak berwujud
atas properti yang sebenarnya (real estate) maupun properti finansial (dalam
bentuk saham dan obligasi).Properti diperjualbelikan, jadi hal itu membutuhkan
pemasaran.Pihak yang memasarkan biasanya disebut agen properti.Agen ini bekerja
untuk pemilik atau penjual properti, lalu agen bisa memasarkan properti untuk
pemukiman maupun perdagangan.Untuk properti finansial, perusahaan investasi
atau pun bank memasarkan sekuritas dan sejumlah aset kepada investor
institusional maupun individual. Aset properti terbukti menghasilkan profit
yang tinggi asalkan dikelolah dengan baik.
Organisasi
Ide bisnis dari
kumpulan beberapa orang untuk menawarkan jasa, sehingga membentuk organisasi,
baik profit maupun non-profit, besar maupun kecil, berlandaskan hukum maupun
tidak.Organisasi menawarkan pada pasar sasarannya beragam pelayanan
jasa.Organisasi bisa menjual keahliannya dan keunikannya.Contohnya, organisasi
yang membangun brand mereka sebagai organisasi non-profit seperti
wikipedia.Organisasi yang menawarkan jasa, seperti agensi pemasaran, event
organizer, dan lainnya.
Informasi
Era informasi yang
begitu pesat berkat dukungan teknologi informasi saat ini menjadikan bisnis ini
peluang pasar yang menggiurkan saat ini.Informasi-informasi yang ditawarkan
juga sangat bermacam-macam.Marketer dapat mengambil peluang ini dengan
membangun brand yang unik, berbeda dari yang lainnya, dan bernilai jual.
Era informasi saat ini sangat dipengaruhi pesatnya perkembangan
internet. Contoh peluang yang bisa diambil seperti websites, toko online,
pemasaran online, maupun blogging yang menawarkan informasi Sip! seperti
marketsip!com yang saya lakukan ini.
Ide
Produk yang paling
orisinil dan sangat aman dari penjiplakan adalah ide.Ide bisa sangat bervariasi
dan berbeda-beda setiap orang. Dan, tahu kah Mark!, salah satu sebab lahirnya
berbagai produk yang mengesankan adalah dari benih yang disebut ide.
C.
Konsep
Pemasaran
Ada beberapa konsep
dalam pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, dan konsep kesejahteran.
Konsep
Produksi :
Pemasar berkonsentrasi
pada proses produksi, produsen berama-ramai membuat produk dalam jumlah besar
untuk di jual ke konsumen. Model ini hidup pada masa awal
industrialisasi.Contoh Ford dengan mobil model ‘T’ yang diproduksi secara
masal.
Konsep
Produk :
Pemasar tidak hanya
sekedar melempar produk ke pasar dalam jumlah besar akan tetapi mulai
berkonsentrasi pada kualitas. Kualitas produk menjadi senjata utama untuk
bersaing di pasar.Contoh Ford meluncurkan produk inovasinya yaitu mobil
bermesin V.8.
Konsep
Penjualan :
Orientasi pasar tidak
lagi pada jumlah produk yang banyak atau pengembangan kualitas produk, namun
bagaimana cara menjual produk tersebut.. Mulai saat itu para pemasar
memperkenalkan produk ke konsumenya melalui distribusi, promosi, periklanan,
dan public relations.Contoh Ford, General Motor, Chysler tidak hanya
memproduksi mobil dalam jumlah banyak dengan berbagai macam tipe dan
keunggulannya, namun berkonsentrasi pada penjualan.
Konsep
Pemasaran :
Konsep pemasaran lebih
luas ketimbang konsep penjualan.Pemasar tidak hanya sekedar bermain pada
distribusi, promosi, periklanan, dan public relations.Konsentrasi pemasar
diarahkan kepada konsumen.Membangun kepuasan konsumen menjadi tujuan utama
melalui kualitas, pelayanan, dan nilai.Contoh Ford, General Motor, Chysler
memproduksi mobil dengan kualitas prima ditambah pelayanan istimewa yang
memunculkan istilah baru seperti pelayanan purna jual, 24 jam service, saluran
hotline atau gratis spare part yang kesemuanya demi kepuasan konsumen.
Konsep
Pemasaran Kesejahteraan :
Konsep ini di ilhami
oleh teori perilaku (behavior theory)-nya Abraham Maslow,. Pada tingkat kelima
dikenal dengan istilah aktualisasi diri., lalu memunculkan konsep pemasaran
kesejahteraan.
Pada konsep pemasaran
ini perusahaan mulai memperhatikan masyarakat yang telah turut membesarkan
perusahannya.Perusahaan merasa perlu membalas jerih payah masyarakat.Contoh
Ford meluncurkan program Ford Foundation yang memberikan bantuan beasiswa bagi
para mahasiswa dari dunia ketiga untuk belajar di negara maju.
General Motor dengan progam AIDS,
MC Donald dengan program penggalangan dana olah raga di tanah air, dimana MC
Donald akan menyisihkan Rp.100 dari setiap produk yang disantap oleh
konsumennya, dll.
2.2 Perkembangan Dan Sejarah Tentang
pemikiran Pemasaran
Sejarah teori dan
konsep marketing selalu mengikuti perubahan struktur sosial dan ekonomi
masyarakat.Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya ilmu marketing terus
berkembang seiring revolusi besar peradaban manusia.
Peradaban bisnis modern
berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900.Revolusi ini
benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku masyarakat pada saat
itu.Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang) kemudian berubah
menjadi kapitalis.Kekuatan modal dipergunakan untuk membangun pabrik dan
organisasi perusahaan,memproduksi barang, dan memperdagangkannya. Pada proses
ini munculah pandangan-pandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar terjadi
dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Hal-hal inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu
praktik manajemen bisnis, termasuk marketing.
Ilmu marketing ketika
itu memang menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi
oleh ilmu ekonomi yang telah berkembang terlebih dahulu.Marketing awalnya tak
lebih dari aktivitas bisnis yang sederhana.Para ekonom pun hanya memasukkannya
sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi.Namun, pendekatan yang lebih
berciri sosiologis kemudian menunjukkan adanya pengembangan dari institusi
(lembaga) yang disebut sebagai “market” dalam bahasa ekonomi.Pendekatan
sosiologis melihat institusi market bisa dilihat sebagai institusi sosial
dibandingkan ekonomi.Artinya, di market bukan hanya tempat bertemunya supply
dan demand.Market merupakan sebuah sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak
akan materi tertentu akan bertemu. Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai
akhir dari kegiatan produksi di dunia ekonomi.
Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya merupakan ilmu
yang bisa dieksplorasi lebih dalam.Demikian halnya dengan istilah “value”. Ilmu
ekonomi meletakkan value berhubungan dengan penambahan input dari faktor-faktor
produksi. Padahal di dunia bisnis, value juga mencakup sesuatu yang intangible
seperti pelayanan.Pendekatan marketing juga mempertanyakan apakah market
dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya beli) masyarakat?Lebih jauh dari
itu, para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh
daya beli, tetapi juga keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga
penjual. Advertising Muncul Lebih Dulu
Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan
oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon
Litman di University of California pada tahun yang sama. Saat itu, pemikiran
marketing masih berfokus pada masalah distribusi.Ini sesuai dengan ciri
industri tahap awal yang berfokus pada distribusi massal.
Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu
marketing, pemikiran tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada.
Buku History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian pula halnya
dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing itu sendiri.Selling
awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi kemudian dijadikan sebuah
formula untuk dipelajari dan dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.
Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang
disebut retailing sejak tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur
ritel bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga manajemen ritel. Dengan
banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing, maka ilmu marketing
kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi.Pada tahap ini para pemikir dan
ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta elemen yang
berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi.
Buku
Principles of Marketingpertama muncul lewat tangan Paul Ivey pada
tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua teori dan pemikiran yang berkembang
di dunia marketing.Tetapi, yang lebih mengemuka kemudian adalah buku Principles
of Marketing karangan Maynard, Weidler dan Beckman.Berbeda
dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi pengusaha, buku ini lebih berfokus
pada sudut pandang konsumen.
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi.Pada dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing.Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk.Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix (4P).
Pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi.Pada dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing.Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk.Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix (4P).
Pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai “bapak
marketing” sendiri dimulai pada periode 1970-an. Peran Kotler dalam dunia
marketing memang pada kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi
yang mudah dipahami oleh banyak orang.Kotler-lah yang mengubah konsep marketing
ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk health service,
public service, educational service, politik, dan lain-lain.
Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di dunia marketing seluruh dunia.Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler.Buku Principles of Marketing dan Marketing Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang mempengaruhi berbagai pemikiran baru lainnya di dunia marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut menciptakan kompetisi bisnis yang semakin ketat.Karenanya, peran dari sebuah merek dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an adalah dekade menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit chain dan juga services marketing mulai bermunculan.
Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di dunia marketing seluruh dunia.Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler.Buku Principles of Marketing dan Marketing Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang mempengaruhi berbagai pemikiran baru lainnya di dunia marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut menciptakan kompetisi bisnis yang semakin ketat.Karenanya, peran dari sebuah merek dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an adalah dekade menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit chain dan juga services marketing mulai bermunculan.
Gelombang Baru
Ketika dunia memasuki gelombang
revolusi berikutnya, yakni revolusi teknologi informasi, maka
pemikiran-pemikiran marketing baru pun bermunculan mengikuti gelombang revolusi
tersebut.Salah satunya konsep experiential marketing.Dengan adanya teknologi
informasi, internet dan multimedia membuat experiential marketing lebih bisa
berkembang.Demikian pula di dunia service, peran IT membuat konsep CRM
(Customer Relationship Management) juga ikut berkembang. Belum lagi
jargon-jargon baru seperti buzz marketing, viral marketing dan lain-lain.
Revolusi baru juga berimbas pada
perkembangan media periklanan.Semakin berkembang dan kompleksnya media untuk
berpromosi membuat marketer semakin berhati-hati menginvestasikan dananya.Oleh
karena itu muncul pemikiran-pemikiran baru yang menggugah.orang marketing untuk
menghitung return on investment dari aktivitas marketing yang dilakukannya.
Marketing dihadapkan pada kenyataan bahwa kegiatan mereka harus mampu
dijelaskan dengan bahasa-bahasa finansial. Marketing ROI, CLV (Customer
Lifetime Value), dan lain-lain adalah pemikiran-pemikiran yang kemudian mulai
muncul.
Dari berbagai pergolakan pemikiran
marketing tadi kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran marketing, mau tidak mau,
harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan struktural yang
terjadi dalam tatanan sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat kompetisi
yang ada serta perkembangan teknologi. Setelah revolusi industri dan IT, dunia
diramalkan akan masuk ke revolusi bioteknologi.
2.3 Fungsi Universal dan tantangan
pemasaran
Fungsi-fungsi
pemasaran meliputi :
·
Penanggungan
resiko
·
Pendanaan
·
Pengendalian
informasi pemasaran pembelian
·
Penjualan
·
Pengiriman
·
Penyimpanan
·
Standarisasi
dan klasifikasi
·
Pembungkusan
Tantangan Pemasaran
Informasi
memang akan menjadi soko guru pemasaran pada abad 21. Namun informasi tidak
berdiri tunggal.Ia informasi- akan banyak ditunjang oleh hal-hal lain di luar
wilayah kajian informasi. Dengan demikian pemasaran disamping akan banyak
dipengaruhi oleh informasi, dalam diri pemasaran akan mengalami
pergeseran-pergeseran baru yang sifatnya strategis. Dalam abad 21 ini ada
beberapa tantangan bagi profesi pemasaran.
Tantangan Visi
Sering
kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan
masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan
jasa memiliki usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan
lagi. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif
pemasaran. Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut
untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir
serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate
intelligence secara nyata.
Pengembangan
diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham
kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama
sebagai innovator dan risk taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk
mendobrak kemapanan dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda
macam Richard Kartawijaya ( Microsoft Indonesia ), Barry G Lesmana (Citibank),
Betty Alisyahbana ( USI IBM ), Mulia Tambunan ( Telkomsel ), merupakan pemasar
visioner yang akan banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.
Tantangan pada Power Marketing
Landasan
utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep
customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan
obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci;
moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora
persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi
pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai
kepedulian kepada pelanggan ( caring ) melalui langkah-langkah inovasi (
inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi
merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan
pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang
berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan
tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk
ke dalam ranah emosi pelanggan.Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya
mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.
Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya
pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah
satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan
transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola
pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan
derajat universalitas yang ditingkatkan.Contoh yang bagus adalah konsep
pemasaran dari DeBeers berlian.DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang
pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini (
termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam
upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk
meningkatkan reputasi merek.Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk
konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh
karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang
diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded culture). Harus pula
diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka
menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada
abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan.
Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari,
Hero dan Makro.Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek
Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam
house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection
untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk
Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat
dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap
kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial
perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap
keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan.Hal ini
semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan
pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta
predatory pricing.Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan
reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan
dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan
oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus
diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses
pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode
etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan
pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa
dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan.Pemasar sejak
dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran
ini.Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara;
mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai
kegiatan yang direncanakan dan di organisasikan yang meliputi pendistribusian
barang, penetapan harga, dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan
yang telah di buat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat di pasar agar tujuan
utama dari pemasaran dapat tercapai.Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu
barang, jasa, acara, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi,
dan ide.Dan ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep kesejahteran.
Teori
konsep marketing berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900. Pada
proses ini muncul pandangan-pandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar
terjadi dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan kegiatan operasional untuk
memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam
pemasaran terdapat juga fungsi universal dan tantangan pemasaran.Fungsi
universal yang meliputi penanggungan
resikopendanaan, pengendalian informasi pemasaran pembelian,
penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi, klasifikasi,
dan pembungkusan.Sedangkan tantangan
pemasarannya yaitu tantangan visi, tantangan power marketing, tantangan transferable
marketing, tantangan pada manajemen merek, dan tantangan pada etika pemasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler Phillip, Keller Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran” Jilid 1, Edisi 13,
Erlangga.