Senin, 03 Juni 2013

Makalah Kalimat Serapan


PEMBAHASAN


A.   Penulisan Kata Serapan


Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilihat dari tarap penyerapannya ada tiga macam kata serapan. Yaitu:
1.      Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam Indonesia . kata-kata ini sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata kabar, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, dan ember.
2.      Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan dalam konteks bahasa Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out, check in, door to door. 
Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya karena sifat keinternasionalannya, seperti istilah-istilah musik andante, moderate, adagio, dan sebagainya.
3.      Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan, ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Dan hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu), komisi (comission), psikologi (psychology), dan fase (phase).

A.1. Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan


Penyesuaian ejaan unsure serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:
1.      Aa menjadi a
Paal pal
Octaaf oktaf
2.      ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e
aerobe aerob
aerodynamics aerodinamika
3.      ae menjadi jika bervariasi dengan e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematif
4.      ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
5.      au tetap au
audiogram audiogram
hydraulic hidralik
6.      c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
cubic kubik
crystal kristal
7.      c di muka e, i, dan y menjadi s
central sentral
cent sen
8.      cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
Accommodation akomodasi
acclamation aklamasi
9.      cc di muka e dan i menjadi ks
Accent aksen
Vaccine vaksin
10.  ch dan cch di muka, a, o, dan konsonan menjadi k
Saccharin sakarin
11.  ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s
echelon eselon
machine mesin
12.  ch, yang lafalnya c menjadi c
china cina
check cek
13.  c (Sansekerta) menjadi s
Cabda sabda
Castra sastra
14.  e dan ee menjadi e
System system
Apotheek apotek
15.  ea tetap ea
idealist idealis
ei tetap ei
eicisane eikosan
einsteinium einsteinium
16.  eo tetap eo
Stereo stereo
geometry geometri
17.  eu tetap eu
Neutron neutron
eugenol eugenol
18.  f tetap f
Factor factor
Fossil fosil
19.  gh menjadi g
sorghum sorgum
20.  pada awal suku kata di muka vocal, tetap i
Ion ion
21.  ie jika lafalnya i menjadi i
politiek politik
riem rim
22.  ie tetap ie jika lafalnya bukan i
Patient pasien
carrier karier
23.  kh (Arab) tetap kh
Akhir akhir
Tarikh tarikh
24.  ng tetap ng
Congress kongres
Contingent kontingen
25.  oo (Belanda) menjadi o
komfoor komfor
provoost provos
26.  oo (Inggris) menjadi u
Cartoon kartun
proof pruf
27.  oo (vokal ganda) tetap oo
coordination koordinasi
zoology zoology

A.2. Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing


Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi,. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standar, implement, dan objek.
Kaidah Penyesuaian akhiran asing adalah sebagi berikut:
1)      -aat menjadi –at
Advokaat advokat
2)      -age menjadi –ase
Percentage persentase
3)      -air, -ary menjadi –er
Primair, primary primer
4)      -ant menjadi –an
Informant informan
5)      -archie, archy menjadi –arki
Monarchie monarki
6)      -(a)tie, (a)tion, menjadi –asi, -si
Publicatie, publication publikasi
7)      -eel, -aal, -el menjadi –al
Structureel, structural
8)      -ein tetap –ein
Protein protein
9)      -eur, or menjadi –ur
Directeur direktur
10)  -or tetap –or
Dictator dictator

B.   Aturan Penggunaan Tanda Baca itu adalah:

B.1. Tanda Titik

a.       Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya:
1)      W.S. Rendra
2)      Abdul Hadi W.M.
b.      Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
1)      Dr. (doctor)
2)      Kol. (colonel)
3)      Ny. (nyonya)
c.       Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
1)      s.d. (sampai dengan)
2)      a.n. (atas nama)
d.      Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Misalnya:
1)      Tebal buku itu 1.150 halaman.
2)      Dono membeli minyak sebanyak 1.000 liter
e.       Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim).
Misalnya:
1)      DPR
2)      ABRI
f.        Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
1)      Lambang Cu adalah lambing kuprum
2)      Dia mambeli 10 kg emas
g.       Tanda titik tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustarasi tabel, dan sebagainy.
Misalnya:
1)      Azab dan Sengsara
2)      Wanita Indonesia di Pentas Sejarah
h.      Tanda titik tidak digunakan di belakang alamt pengirim dan tanggal surat serta di belakang nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
1)      Jalan Harapan III/AB 19
2)      Jakarta, 10 Agustus 1998

     B.2. Tanda koma

              Tanda koma digunakan:

a.       di antara unsur-unsur dalam suatu pembilangan.

Contoh:

1)      Adik membawa piring, gelas, dan teko.

2)      Satu, dua, tiga,…empat!


b.      Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat majemuk setara yang dihubungkan dengan kata penghubung yang menyatakan pertentangan seperti tetapi dan sedangkan.
Contoh:
1)      Saya ingin pergi, tetapi tidak punya uang.

c.       Untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
1)      Kalau dia datang, saya akan dating
2)      Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.
d.      Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi, meskipun begitu.
Contoh:
1)      Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
2)      Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
e.       Di balakang kata-kata seru, sperti O, ya, wah, aduh, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
1)      Wah, bukan main.
2)      Aduh, mengapa jadi begitu?
f.        Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
1)      Kata ibu, “saya senang sekali”
2)      “saya akan pergi sekarang juga,” kata adik kepada ibu.
g.       Di muka angka persepuluh, dan di antara rupiah dengan sen.
Contoh:
1)      12,25 cm
2)      Rp 125,50
h.      Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh:
1)      Moh. Bakri, S.H.
2)      Ny. Suhartina, S.P.
i.        Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh:
1)      Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.
2)      Di daerah kami, umpamanya, masih sering terjadi pencurian.
j.         Di antara: (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama dan tempat wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
1)      Sdr. Munadi, Jalan Pemuda 26, Jakarta Timur 
2)      Dekan Fakulatas Kedokteran, Universitas Indonesia
3)      Jalan Raya Salemba4, Jakarta
4)      Jakarta, 9 Agustus 1999
5)      Kuala Lumpur, Malaysia
k.      Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam Daftar Pustaka.
Contoh:
1)      Siregar, Merari, Azab dan Sengsara. Jakarta, Balai Pustaka,1954
l.        Di antara nama tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahu penerbitan, dalam suatu Daftar Pustaka.
Contoh:
1)      Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, 1976.

 

B.3. Tanda Hubung

 Tanda hubung digunakan:

a.       untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.
Contoh:
Sia-sia
Baik-baik
b.      tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan-an, dan (d) singkatan huruf capital dengan imbuhan kata.
Contoh:
1)      Besok akan diadakan lomba menari se-Jawa Tengah.
2)      Ke-15 orang itu berasal dari Indonesia
3)      Paman mempunyai sepeda tahun 70-an
4)      Warga Palembang yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP Palembang.
5)      Pemberontakan itu dikenal dengan G-30-S PKI.

B.4. Tanda Titik Dua

a.       Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
-        Fakultas syariah mempunyai tiga jurusan: Perbankan, Muamalah, dan Ekonomi Islam.

B.5. Tanda Titik Koma

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
-        Para pemikir mengatur startegi dan langkah yang harus ditempuh;para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya;para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan.

B.6. Tanda Pisah

Digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau ungkapan yang memberi penjelasan khusus terhadap kalimat yang disisipinya.
Contoh:
-        Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
-        Bus Kramatjati jurusan Banjar-Jakarta.

B.7. Tanda seru 

Digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.
Contoh:
-        Alangkah besarnya mobil itu!
-        Berangkatlah sekarang juga!
-        Merdeka!

B.8. Tanda Petik

Digunakan untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
-        Ia memakai celana “cubrai”
-        Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar

B.9. Tanda Petik Tunggal

Digunakan untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
-        Lailatul Qadar ‘malam seribu bulan’

PENUTUP


            Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan kata serapan dan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata daerahSalah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar